Senin, 29 April 2013

PENGARUH VARIABEL EKONOMI MAKRO TERHADAP PEREKONOMIAN NEGARA

Ekonomi makro Indonesia - Definisi dari ekonomi makro Indonesia adalah suatu sistem yang mempelajari tentang perubahan ekonomi di indonesia yang membawa pengaruh besar terhadap masyarakat, pasar, dan juga perusahaan. Dengan kata lain ekonomi makro indonesia adalah sistem yang melakukan analisa mengenai segala bentuk perubahaan kondisi ekonomi indonesia untuk mencapai hasil analisa terbaik. Bentuk perubahaan ekonomi yang dimaksud di sini meliputi tentang pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, dan kestabilitasan harga, serta tercapai atau tidaknya kesimbangan neraca yang dilakukan secara berkesinambungan.

Ekonomi makro adalah bagian dari ilmu ekonomi yang mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan. Hubungan yang dipelajari adalah hubungan secara kausal dan fungsional antara variabel-variabel yang agregatif. Adapun variabel-variabel yang dimaksud adalah :
a. Konsumsi Rumah Tangga.
b. Investasi nasional (swasta/pemerintah).
c. Belanja Pemerintah.
d. Neraca Pembayaran (Eksport dam Import)
Dalam artikel ini akan dijelaskan pengaruh keempat variabel diatas terhadap perekonomian Indonesia.

            Konsumsi Rumah Tangga

            Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Badan Pusat Statistik (BPS) mengklaim perkembangan kondisi ekonomi konsumen (ITK) secara nasional pada triwulan III-2012 meningkat 111,12 dibanding kondisi ekonomi konsumen triwulan sebelumnya sebesar 108,77. Peningkatan ini berdampak baik bagi kondisi ekonomi Indonesia. Membaiknya kondisi ini didorong oleh peningkatan pendapatan, rendahnya pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan sehari-hari, dan peningkatan konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan.

            Penyumbang peningkatan kondisi ekonomi konsumen terbanyak pada peningkatan pendapatan rumah tangga sebesar 111,06, rendahnya pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan sehari-hari sebesar 114,51, dan peningkatan konsumsi makanan dan bukan makanan sebesar 107,02. Menurut Ketua Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin, nilai ITK nasional pada triwulan IV-2012 diperkirakan sebesar 109,28 artinya kondisi ekonomi konsumen diperkirakan akan membaik. Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan IV-2012 didorong oleh peningkatan pendapatan rumah tangga dan rencana pembelian barang tahan lama.

            Investasi

            Menurut Unariyah (2003:4) Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Sedangkan menurut Boediono Investasi adalah pengeluaran oleh sektor produsen untuk pembelian barang dan jasa untuk menambah stok yang digunakan atau untuk perluasan pabrik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa investasi itu adalah sebuah keputusan untuk menunda konsumsi sumber daya atau bagian penghasilan demi meningkatkan kemampuan menambah /menciptakan nilai hidup (penghasilan dan atau kekayaan) dimasa mendatang.

            Investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional dan kesempatan kerja. Pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi dan Investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.

            Dengan kata lain, investasi dalam negeri ataupun luar negeri dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Adanya investasi didalam dan diluar dapat meningkatkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja dimana berkurangnya pengangguran.

            Belanja Pemerintah

            Pada dasarnya belanja pemerintah pusat maupun daerah adalah untuk mengembahkan daerahnya masing-masing. Contohnya saja pengeluaran pemerintah daerah dibidang pendidikan. Pemerintah daerah dengan dana yang telah dikeluarkan dapat memperbaiki sekolah yang rusak. Ini merupakan cara untuk meningkatkan fasilitas daerah. Begitu pula dengan pemerintah pusat yang mengeluarkan dana untuk perbaikan fasilitas ataupun untuk membayar hutang  negara.

            Penelitian yang telah dilakukan oleh Nur Asri (2010) bahwa pengaruh pengeluaran pembangunan pemerintah daerah kelompok sektor primer, perdagangan dan transportasi, pendidikan dan kebudayaan, pembangunan regional dan lingkungan, dan aparatur dan pengawasan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

            Walaupun disebut sebagai pengeluaran, belanja pemerintah ini dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Caranya bukan dari dana yang mereka kucurkan, melainkan dari hasil dana yang telah dikeluarkan. Seperti contoh diatas bahwa dana yang dikeluarkan memang untuk memperbaiki fasilitas umum. Intinya dengan adanya pengeluaran tersebut, pemerintah pusat dan daerah dapat memperbaiki daerahnya masing-masing.

            Neraca Pembayaran (Ekspor dan Impor)

            Ekspor adalah kegiatan perseorangan atau badan hukum yang menjual barang ke luar negeri. Sedangkan, impor adalah kegiatan perseorangan atau badan hukum yang membeli barang dari luar negeri untuk dijual kembali didalam luar negeri.

            Ekspor adalah salah satu cara memperkenalkan produk Indonesia pada dunia. Kegiatan ini akan meningkatkan perekonomian Indonesia dimana produsen Indonesia dapat menjual barangnya ke luar negeri. Globalisasi mempermudah produsen dalam negeri dalam memperkenalkan produk dalam negeri. Kegiatan ini dapat meningkatkan perekonomian dalam negeri dimana dapat meningkatkan neraca pembayaran Indonesia.

            Impor merupakan kegiatan yang membuat Indonesia menjadi negara konsumtif. Seperti yang telah kita ketahui bahwa kasus bawang beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa Indonesia sangat tergantung dengan bawang impor. Impor memang bisa meningkatkan perekonomian Indonesia. Impor barang dapat mendorong produsen dalam negeri bersaing dengan produk luar negeri. Dengan adanya kegiatan ini pun dapat meningkatkan devisa negara.

            Ekspor dan impor merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi, melihat SDA yang kita miliki sangat melimpah. Investasi dalam berbagai bentuknya memberikan banyak pengaruh kepada perekonomian karena terciptanya investasi akan membawa pada kegiatan ekonomi tertentu. Untuk meningktakan ekspor dan impor maka pemerintah dan masyarakat harus menaruh perhatian penuh pada potensi-potensi daerah untuk kemajuan ekspor dan barang-barang komoditi ekspor maupun impor. Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat ditunjang oleh sektor ekspor-impor yang signifikan.


Terjadinya inflasi disebabkan karena meningkatnya harga barang secara umum dalam waktu yang berlangsung terus-menerus. Hal ini juga disebabkan beberapa faktor yang berkaitan dengan mekanisme pasar, yaitu :
  1. Meningkatnya daya konsumsi masyarakat.
  2. Terhambatnya pendistribusian barang.
  3. Spekulasi yang memicu konsumi karena berlebihnya likuiditas di pasar.
Selain beberapa penjelasan di atas mengenai ekonomi makro Indonesia, sebenarnya ada satu masalah lagi yang juga menjadi masalah utama ekonomi di Indonesia, yaitu jumlah penduduk miskin yang masih cukup besar. Menurut data terakhir dari Badan Statistik Nasional bulan Maret tahun 2012 saja angka kemiskinan Indonesia masih mencapai angka 11,96% atau sekitar 29,13 juta jiwa. Meskipun sudah mengalami peningkatan dari tahun 2011 yang mencapai angka 12,49% atau sekitar 30 juta orang. Yah, mungkin ini masih menjadi tugas pemerintah lagi untuk menekan angka kemiskinan di Indonesia yang juga memiliki pengaruh besar terhadap kondisi ekonomi di Indonesia. Tentunya hal ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan kita semua.

ANDAI AKU MENJADI MENTERI PEREKONOMIAN



Visi dan Misi Menteri Perekonomian

Sesuai tugas pokok dan fungsi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mempunyai Rencana Strategis (Renstra) yang berorientasi pada kondisi yang diinginkan selama kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu tahun 2010-2014, dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Renstra Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencakup visi, misi, sebagai berikut:

VISI
Suatu tugas pokok dan fungsi, serta kondisi yang ingin diwujudkan, maka Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menetapkan visi sebagai berikut:
“Terwujudnya lembaga koordinasi dan sinkronisasi pembangunan ekonomi yang efektif dan berkelanjutan”.

MISI
Guna mewujudkan visi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menetapkan misi. Misi diharapkan dapat terlaksana demi terwujudnya visi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Adapun misi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yaitu:
“Meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang perekonomian”.

Permasalahan ekonomi di Indonesia sebetulnya beragam bukan saja masalah deflasi dan inflasi. Sektor  rill, seperti industri rumah tangga, pangan, maupun jasa, pun terkadang masih mengalami hambatan hingga saat ini sehingga masalah perekonomian yang ada di Indonesia belum tuntas sepenuhnya. Jika dihubungkan masalah perekonomian Indonesia dengan pengangguran dan kemiskinan, tentu kondisi ekonomi Indonesia masih jauh stabil. Usaha pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pokok pun seringkali mengalami kendala.

            Alhasil, kita harus berulang-ulang mengimpor beras atau gandum dari negara lain. Output pertanian kita sampai sekarang masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam negeri. Inilah salah satu masalah perekonomian di Indonesia yang ingin saya bereskan jika saya menjadi menteri. Kebijakan yang saya ambil adalah dengan pemberian dana segar dengan bunga ringan untuk pemberdayaan petani dan lahan untuk pertanian dan dengan pengawasan ke tingkat dirtribusi atas seperti tengkulak dan penadah agar tidak ada permainan harga yang menyebabkan kenaikan tingkat harga yang disebabkan kecurangan tersebut.

            Harus ingatlah bahwa Indonesia pernah mempunyai cerita manis dan membanggakan soal ketahanan pangan Indonesia. Ketika Sutan Sjahrir menjadi perdana menteri, Indonesia pernah memberikan bantuan beras kepada India sebanyak 2.000 ton. Prestasi yang sangat luar biasa di saat republik baru seumur jagung. Lalu jika saya menjadi menteri akan kah bisa mengulang kejadian gemilang tersebut? Tentu bisa, kita mempunyai sumber daya yang cukup, lahan pertanian yang luas, dan wilayah geografis yang mendukung. Tinggal pembenahan birokrasi pada instansi terkait mengenai permodalan agar tercapai birokrasi yang transparan dan akuntabel.

            Masalah perekonomian di Indonesia lainnya yaitu mengenai usaha mikro. Memang, pemerintah sudah berusaha sebisa untuk meningkatkan usaha mikro atau usaha kecil. Seperti bantuan berupa dana, penyuluhan, serta kerja sama, pun tidak jarang dilakukan pemerintah dengan pengusaha kecil untuk mengatasi perekonomiandi Indonesia ini. Kendala biasanya datang dari persoalan klasik yang hingga kini masih terus berlangsung, yakni briokrasi. Oleh karena itu jika sayang menjadi menteri saya akan merubah beriokrasi yang sudah ada menjadi birokrasi yang singkat, mudah, dan transparan.

Selanjutnya distribusi merupakan masalah perekonomian di Indonesia yang juga perlu dibenahi. Distribusi merupakan bagian penting dari sebuah kegiatan ekonomi. Lancar atau tidaknya jalur distribusi akan berpengaruh terhadap pasar dan kekuatan ekonomi masyarakat. Terkadang, jalur distribusi yang harus dilewati seseorang begitu panjang sehingga memakan banyak biaya sehingga menjadikannya sebagai masalah perekonomian yang ada di Indonesia yang sudah mentradisi.

Sebagai contoh, ketika harga cabai di pasar melonjak. Secara sederhana, mestinya petani cabai mendapat keuntungan dari kenaikan ini. Fakta berbicara lain, sebagian besar mereka sama sekali tidak mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga di pasar. Kondisi ini muncul karena jalur distribusi cabai dari petani hingga ke pasar begitu panjang. Para petani yang tidak memiliki akses langsung ke pasar biasanya menjual hasil panen ke penadah cabai dengan harga yang sudah disepakati. Seharusnya, masalah perkonomian di Indonesia ini harus cepat diatasi.

Dari penadah, masuk ke tengkulak yang lebih besar dan harganya pun semakin bertambah. Pertambahan ini dipengaruhi pula oleh biaya distribusi yang harus dikeluarkan. Ketika persediaan cabai di pasar berkurang, otomatis harga akan sangat melambung dan keuntungan sudah ada di depan mata para tengkulak. Petani yang menjadi produsen semestinya mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga. Namun, karena jalur distribusi yang panjang, mereka menjadi pihak yang sangat dirugikan.

Maka dari itu kebijakan yang diambil adalah dengan cara pengawasan dan pemberian fasilitas penjualan kepada para petani dengan cara memberikan akses langsung masuk ke pasar agar mendapatkan keuntungan. Dilain hal Indonesia pun masih belum terbebas dari hutang yang tiap tahun bertambah. Jika saya jadi menteri perekonomian, saya akan mengurangi ketergantungan ekonomia kita kepada barat. Karena jika tidak seperti itu maka perekonomian kita tidak akan mandiri, walaupun negara Indonesia masih terbilang Negara berkembang yang masih perlu bantuan negara maju.

Akan tetapi jika terlalu sering dibantu pun akan menimbulkan masalah baru seperti hutang dan intervensi luar terhadapa perekonomian kita. Lalu bagaimana untuk mensiasati masalah tersebut? Mudah saja mungkin dengan pemberdayaan industri-industri dalam negeri dan sumber daya manusia, mungkin langkah ini akan terasa lambat manfaatnya tetapi ini langkah jangka panjang yang menururt saya strategis untuk dilakukan.

Sinergi antarkementerian harus dibuat semakin solid dan saling mendukung, sehingga tidak tumpang tindih dan lebih banyak bermanfaat bagi masyarakat. Kampanye pembentukan jiwa kewirausahaan, seperti seminar bertaraf internasional, adalah salah satu jalan membangkitkan potensi jiwa-jiwa pejuang ekonomi yang pantang menyerah dan penuh kreativitas tinggi.

Oleh karena itu, perkonomian yang sejahtera dan berkembang dapat dimulai dari diri sendiri. Hidup hemat adalah awal dari membangun perekonomian di Indonesia.  Penduduk Indonesia yang konsumtif tidak mencerminkan hidup hemat dan sejahtera. Lihat saja, barang yang didatangkan dari luar Indonesia, dapat terjual laris dipasaran karena pola hidup masyarakat Indonesia yang konsumtif. Selain itu, rata-rata penduduk Indonesia selalu menginginkan barang yang baru, padahal barang yang lama masih dapat dipakai. Itulah satu sebab perekonomian di Indonesia tidak merata. Yang kaya tetap kaya dan yang miskin tetap miskin. Tidak ada pemerataan kesejahteraan.  

          Mungkin ini sekiranya pendapat dari saya, dan mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan. Semoga bermanfaat bagi kita semua dan semoga Indonesia dapat bangkit dari buruknya perekonomian ini. Amin dan terimakasih.