Visi dan Misi Menteri Perekonomian
Sesuai tugas pokok
dan fungsi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mempunyai Rencana
Strategis (Renstra) yang berorientasi pada kondisi yang diinginkan selama kurun
waktu 5 (lima) tahun yaitu tahun 2010-2014, dengan memperhitungkan potensi,
peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Renstra Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian mencakup visi, misi, sebagai berikut:
VISI
Suatu tugas
pokok dan fungsi, serta kondisi yang ingin diwujudkan, maka Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian menetapkan visi sebagai berikut:
“Terwujudnya lembaga koordinasi dan sinkronisasi pembangunan ekonomi yang
efektif dan berkelanjutan”.
MISI
Guna mewujudkan
visi, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menetapkan misi. Misi
diharapkan dapat terlaksana demi terwujudnya visi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Adapun misi
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, yaitu:
“Meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan
pelaksanaan kebijakan di bidang perekonomian”.
Permasalahan
ekonomi di Indonesia sebetulnya beragam bukan saja masalah deflasi dan inflasi.
Sektor rill, seperti industri rumah tangga, pangan, maupun jasa, pun
terkadang masih mengalami hambatan hingga saat ini sehingga masalah
perekonomian yang ada di Indonesia belum tuntas sepenuhnya. Jika dihubungkan
masalah perekonomian Indonesia dengan pengangguran dan kemiskinan, tentu
kondisi ekonomi Indonesia masih jauh stabil. Usaha pemerintah untuk memenuhi
kebutuhan pokok pun seringkali mengalami kendala.
Alhasil, kita harus berulang-ulang mengimpor beras atau gandum dari negara
lain. Output pertanian kita sampai sekarang masih belum cukup untuk memenuhi
kebutuhan pokok dalam negeri. Inilah salah satu masalah perekonomian di
Indonesia yang ingin saya bereskan jika saya menjadi menteri. Kebijakan yang
saya ambil adalah dengan pemberian dana segar dengan bunga ringan untuk
pemberdayaan petani dan lahan untuk pertanian dan dengan pengawasan ke tingkat
dirtribusi atas seperti tengkulak dan penadah agar tidak ada permainan harga
yang menyebabkan kenaikan tingkat harga yang disebabkan kecurangan tersebut.
Harus ingatlah bahwa Indonesia pernah mempunyai cerita manis dan membanggakan
soal ketahanan pangan Indonesia. Ketika Sutan Sjahrir menjadi perdana menteri,
Indonesia pernah memberikan bantuan beras kepada India sebanyak 2.000 ton.
Prestasi yang sangat luar biasa di saat republik baru seumur jagung. Lalu jika
saya menjadi menteri akan kah bisa mengulang kejadian gemilang tersebut? Tentu bisa,
kita mempunyai sumber daya yang cukup, lahan pertanian yang luas, dan wilayah
geografis yang mendukung. Tinggal pembenahan birokrasi pada instansi terkait
mengenai permodalan agar tercapai birokrasi yang transparan dan akuntabel.
Masalah perekonomian di Indonesia lainnya yaitu mengenai usaha mikro. Memang,
pemerintah sudah berusaha sebisa untuk meningkatkan usaha mikro atau usaha
kecil. Seperti bantuan berupa dana, penyuluhan, serta kerja sama, pun tidak
jarang dilakukan pemerintah dengan pengusaha kecil untuk mengatasi
perekonomiandi Indonesia ini. Kendala biasanya datang dari persoalan klasik
yang hingga kini masih terus berlangsung, yakni briokrasi. Oleh karena itu jika
sayang menjadi menteri saya akan merubah beriokrasi yang sudah ada menjadi
birokrasi yang singkat, mudah, dan transparan.
Selanjutnya
distribusi merupakan masalah perekonomian di Indonesia yang juga perlu
dibenahi. Distribusi merupakan bagian penting dari sebuah kegiatan ekonomi.
Lancar atau tidaknya jalur distribusi akan berpengaruh terhadap pasar dan
kekuatan ekonomi masyarakat. Terkadang, jalur distribusi yang harus dilewati
seseorang begitu panjang sehingga memakan banyak biaya sehingga menjadikannya
sebagai masalah perekonomian yang ada di Indonesia yang sudah mentradisi.
Sebagai contoh,
ketika harga cabai di pasar melonjak. Secara sederhana, mestinya petani cabai
mendapat keuntungan dari kenaikan ini. Fakta berbicara lain, sebagian besar
mereka sama sekali tidak mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga di pasar.
Kondisi ini muncul karena jalur distribusi cabai dari petani hingga ke pasar
begitu panjang. Para petani yang tidak memiliki akses langsung ke pasar
biasanya menjual hasil panen ke penadah cabai dengan harga yang sudah
disepakati. Seharusnya, masalah perkonomian di Indonesia ini harus cepat
diatasi.
Dari penadah,
masuk ke tengkulak yang lebih besar dan harganya pun semakin bertambah.
Pertambahan ini dipengaruhi pula oleh biaya distribusi yang harus dikeluarkan.
Ketika persediaan cabai di pasar berkurang, otomatis harga akan sangat
melambung dan keuntungan sudah ada di depan mata para tengkulak. Petani yang
menjadi produsen semestinya mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga. Namun,
karena jalur distribusi yang panjang, mereka menjadi pihak yang sangat dirugikan.
Maka dari itu
kebijakan yang diambil adalah dengan cara pengawasan dan pemberian fasilitas
penjualan kepada para petani dengan cara memberikan akses langsung masuk ke
pasar agar mendapatkan keuntungan. Dilain hal Indonesia pun masih belum terbebas
dari hutang yang tiap tahun bertambah. Jika saya jadi menteri perekonomian,
saya akan mengurangi ketergantungan ekonomia kita kepada barat. Karena jika
tidak seperti itu maka perekonomian kita tidak akan mandiri, walaupun negara
Indonesia masih terbilang Negara berkembang yang masih perlu bantuan negara
maju.
Akan tetapi
jika terlalu sering dibantu pun akan menimbulkan masalah baru seperti hutang
dan intervensi luar terhadapa perekonomian kita. Lalu bagaimana untuk
mensiasati masalah tersebut? Mudah saja mungkin dengan pemberdayaan
industri-industri dalam negeri dan sumber daya manusia, mungkin langkah ini
akan terasa lambat manfaatnya tetapi ini langkah jangka panjang yang menururt
saya strategis untuk dilakukan.
Sinergi
antarkementerian harus dibuat semakin solid dan saling mendukung, sehingga
tidak tumpang tindih dan lebih banyak bermanfaat bagi masyarakat. Kampanye
pembentukan jiwa kewirausahaan, seperti seminar bertaraf internasional, adalah
salah satu jalan membangkitkan potensi jiwa-jiwa pejuang ekonomi yang pantang
menyerah dan penuh kreativitas tinggi.
Oleh karena
itu, perkonomian yang sejahtera dan berkembang dapat dimulai dari diri sendiri.
Hidup hemat adalah awal dari membangun perekonomian di Indonesia.
Penduduk Indonesia yang konsumtif tidak mencerminkan hidup hemat dan sejahtera.
Lihat saja, barang yang didatangkan dari luar Indonesia, dapat terjual laris
dipasaran karena pola hidup masyarakat Indonesia yang konsumtif. Selain itu,
rata-rata penduduk Indonesia selalu menginginkan barang yang baru, padahal
barang yang lama masih dapat dipakai. Itulah satu sebab perekonomian di
Indonesia tidak merata. Yang kaya tetap kaya dan yang miskin tetap miskin.
Tidak ada pemerataan kesejahteraan.
Mungkin ini
sekiranya pendapat dari saya, dan mohon maaf apabila ada kesalahan dalam
penulisan. Semoga bermanfaat bagi kita semua dan semoga Indonesia dapat bangkit
dari buruknya perekonomian ini. Amin dan terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar