Etika bisnis merupakan penerapan
tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari dalam perusahaan itu
sendiri. Bisnis selalu berhubungan dengan masalah-masalah etis dalam melakukan
kegiatan sehari-hari. Hal ini dapat dipandang sebagai etika pergaulan bisnis.
Seperti halnya manusia pribadi juga memiliki etika pergaulan antar manusia,
maka pergaulan bisnis dengan masyarakat umum juga memiliki etika pergaulan
yaitu etika pergaulan bisnis. Etika pergaulan bisnis dapat
meliputi beberapa hal antara lain adalah :
1. Hubungan antara bisnis dengan
langganan / konsumen
Hubungan antara bisnis dengan
langgananya merupakan hubungan yang paling banyak dilakukan, oleh karena itu
bisnis haruslah menjaga etika pergaulanya secara baik. Adapun pergaulannya
dengan langganan ini dapat disebut disini misalnya saja :
a. Kemasan yang berbeda-beda membuat
konsumen sulit untuk membedakan atau mengadakan perbandingan harga terhadap
produknya.
b. Bungkus atau kemasan membuat
konsumen tidak dapat mengetahui isi didalamnya, sehingga produsen perlu
menberikan penjelasan tentang isi serta kandungan atau zat-zat yang terdapat
didalam produk itu.
c. Pemberian servis dan terutama
garansi adalah merupakan tindakan yang sangat etis bagi suatu bisnis. Sangatlah
tidak etis suatu bisnis yang menjual produknya yang ternyata jelek
(busuk) atau tak layak dipakai tetap saja tidak mau mengganti produknya
tersebut kepada pembelinya.
2. Hubungan dengan karyawan
Manajer yang pada umumnya selalu
berpandangan untuk memajukan bisnisnya sering kali harus berurusan dengan etika
pergaulan dengan karyawannya.Pergaulan bisnis dengan karyawan ini meliputi
beberapa hal yakni : Penarikan (recruitment), Latihan (training),
Promosi atau kenaikan pangkat, Tranfer, demosi (penurunan pangkat) maupun
lay-off atau pemecatan / PHK ( pemutusan hubungan kerja). Didalam menarik
tenaga kerja haruslah dijaga adanya penerimaan yang jujur sesuai dengan hasil
seleksi yang telah dijalankan. Sering kali terjadi hasil seleksi tidak
diperhatikan akan tetapi yang diterima adalah peserta atau calon yang berasal
dari anggota keluarga sendiri. Disamping itu tidak jarang seorang manajer yang
mencoba menaikan pangkat para karyawan dari generasi muda yang dianggapnya
sangat potensial dalam rangka membawa organisasi menjadi lebih dinamis, tetapi
hal tersebut mendapat protes keras dari karyawan dari generasi tua. Masalah
lain lagi dan yang paling rawan adalah masalah pengeluaran karyawan atau
dropout. Masalah DO atau PHK ini perlu mendapatkan perhatian ekstra dari para
manajer karena hal ini menyangkut masalah tidak saja etik akan tetapi juga
masalah kemanusian. Karyawan yang di PHK –kan tentu saja akan kehilangan mata
pencahariannya yang menjadi tumpuan hidup dia bersama keluarganya.
3. Hubungan antar bisnis
Hubungan ini merupakan hubungan antara
perusahaan yang satu dengan perusahan yang lain Hal ini bisa terjadi hubungn
antara perusahaan dengan saingannya, dengan penyalurnya, dengan grosirnya,
dengan pengecernya, agen tunggalnya maupun distributornya. Dalam kegiatan
sehari-hari tentang hubungan tersebut sering terjadi benturan-benturan
kepentingan antar kedunya. Dalam hubungan itu tidak jarang dituntut adanya
etika pergaulan bisnis yang baik. Sebagai contoh sebuah penerbit yang ingin
menyalurkan buku-buku terbitanya kepada para grosir yang bersedia membeli
secara kontan dalam jumlah besar dan kontinyu dengan memperoleh potongan rabat
yang sama dengan penyalur. Rencana ini menjadi kandas karena mendapat protes
keras dari para penyalur-penyalurnya yang memandang tindakan penerbit tersebut
akan sangat merugikan para penyalur sedangkan omset dari para penyalur sendiri
dalam beberapa tahun tidak meningkat. Contoh lain adalah adanya perebutan
tenaga kerja ahli atau manajer profesional oleh para pengusaha, persaingan
harga yang saling menjatuhkan diantara bisnismen dan sebagainya.
4. Hubungan dengan Investor
Perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas dan terutama yang akan atau telah “go publik” harus menjaga pemberian
informasi yang baik dan jujur dari bisnisnya kepada para insvestor atau calon
investornya. Informasi yang tidak jujur akan menjerumuskan para investor untuk
mengambil keputusan investasi yang keliru. Dalam hal ini perlu mandapat
perhatian yang serius karena dewasa ini di Indonesia sedang mengalami lonjakan
kegiatan pasar modal. Banyak permintaan dari para pengusaha yang ingin menjadi
emiten yang akan menjual sahamnya kepada masyarakat. Dipihak lain masyarakat
sendiri juga sangat berkeinginan untuk menanamkan uangnya dalam bentuk
pembelian saham ataupun surat-surat berharga yang lain yang diemisi oleh
perusahaan di pasar modal. Oleh karena itu masyarakat calon pemodal yang ingin
membeli saham haruslah diberi informasi secara lengkap dan benar terhadap
prospek perusahan yang go public tersebut. Jangan sampai terjadi
adanya manipulasi atau penipuan terhadap informasi terhadap hal ini.
5. Hubungan dengan Lembaga-Lembaga
Keuangan
Hubungan dengan lembaga-lembaga
keuangan terutama jawatan pajak pada umumnya merupakan hubungan pergaulan yang
bersifat finansial. Hubungan ini merupakan hubungn yang berkaitan dengan
penyusunan laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan Rugi dan Laba
misalnya. Laporan finansial tersebut haruslah disusun secara baik dan benar
sehingga tidak terjadi kecendrungan kearah penggelapan pajak misalnya. Keadaan
tersebut merupakan etika pergaulan bisnis yang tidak baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar