PENDAHULUAN
Akuntansi pada dasarnya seperti pedang bermata dua, di satu sisi bisa
menjadi bahasa yang menyampaikan informasi keuangan yang bermanfaat bagi
para stakeholder, namun di sisi lain bisa menjadi racun ketika
informasi yang disajikannya ternyata tidak benar. Akuntansi disebut
sebagai bahasa bisnis karena merupakan suatu alat untuk menyampaikan
informasi keuangan kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Semakin baik
kita mengerti bahasa tersebut, maka semakin baik pula keputusan kita,
dan semakin baik kita dalam mengelola keuangan. Untuk menyampaikan
informasi-informasi tersebut, maka digunakanlah laporan akuntansi atau
yang dikenal sebagai laporan keuangan.
International Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai
International Financial Reporting Standards (IFRS), merupakan standar
tunggal pelaporan akuntansi yang memberikan penekanan pada penilaian
(revaluation) profesional dengan disclosures yang jelas dan transparan
mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai
kesimpulan tertentu. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang
mengharuskan para pelaku bisnis di suatu Negara ikut serta dalam bisnis
lintas negara. Untuk itu diperlukan suatu standar internasional yang
berlaku sama di semua Negara untuk memudahkan proses rekonsiliasi
bisnis. Perbedaan utama standar internasional ini dengan standar yang
berlaku di Indonesia terletak pada penerapan revaluation model, yaitu
kemungkinkan penilaian aktiva menggunakan nilai wajar, sehingga laporan
keuangan disajikan dengan basis ‘true and fair‘.
PEMBAHASAN
Konvergensi merupakan penggabungan dua hal atau lebih, untuk bertemu
dan bersatu dalam suatu titik. Konvergensi dalam standar akuntansi
internasional (IFRS) berarti penggabungan atau pengintegrasian standar
akuntansi yang ada di setiap negara untuk digunakan dan diarahkan ke
dalam satu titik tujuan yaitu IFRS (International Financial Report
Standart). IFRS (International Financial Reporting Standard) merupakan
standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh IASB
(International AccountingStandard Board).
Konvergensi PSAK ke IFRS
Dua puluh Sembilan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) masuk dalam program
konvergensi IFRS yang dicanangkan DSAK IAI tahun 2009 dan 2010.
“Sasaran konvergensi IFRS yang telah dicanangkan IAI pada tahun 2012
adalah merevisi PSAK agar secara material sesuai dengan IFRS versi 1
Januari 2009 yang berlaku efektif tahun 2011/2012,” demikian disampaikan
Ketua DSAK IAI Rosita Uli Sinaga pada Public Hearing Eksposure Draft
PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan, di Jakarta
Kamis 20 Agustus 2009 lalu.
Program konvergensi DSAK selama tahun 2009 adalah sebanyak 12 Standar, yang meliputi:
- IFRS 2 Share-based payment
- IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates
- IAS 27 Consolidated and separate financial statements
- IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations
- IAS 28 Investments in associates
- IFRS 7 Financial instruments: disclosures
- IFRS 8 Operating segment
- IAS 31 Interests in joint ventures
- IAS 1 Presentation of financial
- IAS 36 Impairment of assets
- IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent asset
- IAS 8 Accounting policies, changes in accounting estimates and errors
- Program konvergensi DSAK selama tahun 2010 adalah sebanyak 17 Standar sebagai berikut:
- IAS 7 Cash flow statements
- IAS 41 Agriculture
- IAS 20 Accounting for government grants and disclosure of government assistance
- IAS 29 Financial reporting in hyperinflationary economies
- IAS 24 Related party disclosures
- IAS 38 Intangible Asset
- IFRS 3 Business Combination
- IFRS 4 Insurance Contract
- IAS 33 Earnings per share
- IAS 19 Employee Benefits
- IAS 34 Interim financial reporting
- IAS 10 Events after the Reporting Period
- IAS 11 Construction Contracts
- IAS 18 Revenue
- IAS 12 Income Taxes
- IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources
- IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plan
Banyaknya standar yang harus dilaksanakan dalam program konvergensi ini
menjadi tantangan yang cukup berat bagi DSAK IAI periode 2009-2012.
Implementasi program ini akan dipersiapkan sebaik mungkin oleh IAI.
Dukungan dari semua pihak agar proses konvergensi ini dapat berjalan
dengan baik tentunya sangat diharapkan. Ditambahkan bahwa tantangan
konvergensi IFRS 2012 adalah kesiapan praktisi akuntan manajemen,
akuntan publik, akademisi, regulator serta profesi pendukung lainnya
seperti aktuaris dan penilai.
Akuntan Publik diharapkan dapat segera mengupdate pengetahuannya
sehubungan dengan perubahan SAK, mengupdate SPAP dan menyesuaikan
pendekatan audit yang berbasis IFRS. Akuntan Manajemen/Perusahaan dapat
mengantisipasi dengan segera membentuk tim sukses konvergensi IFRS yang
bertugas mengupdate pengetahuan Akuntan Manajeman, melakukan gap
analysis dan menyusun road map konvergensi IFRS serta berkoordinasi
dengan proyek lainnya untuk optimalisasi sumber daya.
Akuntan Akademisi/Universitas diharapkan dapat membentuk tim sukses
konvergensi IFRS untuk mengupdate pengetahuan Akademisi, merevisi
kurikulum dan silabus serta melakukan berbagai penelitian yang terkait
serta Memberikan input/komentar terhadap ED dan Discussion Papers yang
diterbitkan oleh DSAK maupun IASB. Regulator perlu melakukan penyesuaian
regulasi yang perlu terkait dengan pelaporan keuangan dan perpajakan
serta melakukan upaya pembinaan dan supervisi terhadap profesi yang
terkait dengan pelaporan keuanganseperti penilai dan aktuaris. Asosiasi
Industri diharap dapat menyusun Pedoman Akuntansi Industri yang sesuai
dengan perkembangan SAK, membentuk forum diskusi yang secara intensif
membahas berbagai isu sehubungan dengan dampak penerapan SAK dan secara
proaktif memberikan input/komentar kepada DSAK IAI.
Program Kerja DSAK lainnya yaitu: Mencabut PSAK yang sudah tidak relevan
karena mengadopsi IFRS; Mencabut PSAK Industri; Mereformat PSAK yang
telah diadopsi dari IFRS dan diterbitkan sebelum 2009; Melakukan
kodifikasi penomoran PSAK dan konsistensi penggunaan istilah; Mengadopsi
IFRIC dan SIC per 1 January 2009; Memberikan komentar dan masukan untuk
Exposure Draft dan Discussion Paper IASB; Aktif berpartisipasi dalam
berbagai pertemuan organisasi standard setter, pembuat standar
regional/internasional; serta Menjalin kerjasama lebih efektif dengan
regulator, asosiasi industri dan universitas dalam rangka konvergensi
IFRS.
IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh
International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi
Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh
empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional
(IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar
Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi
Standar Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen
untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan
mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang
berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan (Choi et
al., 1999 dalam Intan Immanuela, puslit2.petra.ac.id)
Natawidnyana(2008), menyatakan bahwa Sebagian besar standar yang menjadi
bagian dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting
Standards (IAS). IAS diterbitkan antara tahun 1973 sampai dengan 2001
oleh International Accounting Standards Committee (IASC). Pada bulan
April 2001, IASB mengadospsi seluruh IAS dan melanjutkan pengembangan
standar yang dilakukan.
Struktur IFRS
International Financial Reporting Standards mencakup:
- International Financial Reporting Standards (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah tahun 2001
- International Accounting Standards (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001
- Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) – setelah tahun 2001
- Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) – sebelum tahun 2001 (www.wikipedia.org)
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar
akuntansi. Yang pertama berkaitan dengan definisi elemen laporan
keuangan atau informasi lain yang berkaitan. Definisi digunakan dalam
standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu harus
dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan
biaya. Yang kedua adalah pengukuran dan penilaian. Pedoman ini
digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik
pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat penyajian
laporan keuangan (pada tanggal neraca). Hal ketiga yang dimuat dalam
standar adalah pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengakui
elemen laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam
laporan keuangan. Yang terakhir adalah penyajian dan pengungkapan
laporan keuangan. Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis
informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan
dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan
laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang
menyertai laporan keuangan (Chariri, 2009).
Proses Konvergensi PSAK ke IFRS
Indonesia saat ini belum mewajibkan bagi perusahaan-perusahaan di
Indonesia menggunakan IFRS melainkan masih mengacu kepada standar
akuntansi keuangan lokal. Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama
dengan Dewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK merencanakan tahun 2012 akan
menerapkan standar akuntansi yang mendekati konvergensi penuh kepada
IFRS.
IFRS (International Financial Reporting Standard)
merupakan pedoman penyusunan laporaan keuangan yang diterima secara
global. Sejarah terbentuknya pun cukup panjang dari terbentuknya IASC/
IAFC, IASB, hingga menjadi IFRS seperti sekarang ini. Jika sebuah negara menggunakan IFRS,
berarti negara tersebut telah mengadopsi sistem pelaporan keuangan yang
berlaku secara global sehingga memungkinkan pasar dunia mengerti
tentang laporan keuangan perusahaan di negara tersebut berasal.
Indonesia pun akan mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012 nanti, seperti yang dilansir IAI pada peringatan HUT nya yang ke – 51. Dengan mengadopsi penuhIFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Adopsi penuhIFRS diharapkan memberikan manfaat :
1. memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK yang dikenal secara internasional
2. meningkatkan arus investasi global
3. menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan
1. memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK yang dikenal secara internasional
2. meningkatkan arus investasi global
3. menurunkan biaya modal melalui pasar modal global dan menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan
Dari data-data di atas kebutuhan Indonesia untuk turut serta melakukan
program konverjensi tampaknya sudah menjadi keharusan jika kita tidak
ingin tertinggal. Sehingga, dalam perkembangan penyusunan standar
akuntansi di Indonesia oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK)
tidak dapat terlepas dari perkembangan penyusunan standar akuntansi
internasional yang dilakukan oleh International Accounting Standards
Board (IASB). Standar akuntansi keuangan nasional saat ini sedang dalam
proses secara bertahap menuju konverjensi secara penuh dengan
International Financial Reporting Standards yang dikeluarkan oleh IASB.
Adapun posisi IFRS/IAS yang sudah diadopsi hingga saat ini dan akan
diadopsi pada tahun 2009 dan 2010 adalah seperti yang tercantum dalam
daftar- daftar berikut ini.
Tabel 1:
IFRS/IAS yang Telah Diadopsi ke dalam PSAK hingga 31 Desember 2008
- IAS 2 Inventories
- IAS 10 Events after balance sheet date
- IAS 11 Construction contracts
- IAS 16 Property, plant and equipment
- IAS 17 Leases
- IAS 18 Revenues
- IAS 19 Employee benefits
- IAS 23 Borrowing costs
- IAS 32 Financial instruments: presentation
- IAS 39 Financial instruments: recognition and measurement
- IAS 40 Investment propert
Tabel 2:
IFRS/IAS yang Akan Diadopsi ke dalam PSAK pada Tahun 2009
- IFRS 2 Share-based payment
- IFRS 4 Insurance contracts
- IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations
- IFRS 6 Exploration for and evaluation of mineral resources
- IFRS 7 Financial instruments: disclosures
- IAS 1 Presentation of financial statements
- IAS 27 Consolidated and separate financial statements
- IAS 28 Investments in associates
- IFRS 3 Business combination
- IFRS 8 Segment reporting
- IAS 8 Accounting policies, changes in accounting estimates and errors
- IAS 12 Income taxes
- IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates
- IAS 26 Accounting and reporting by retirement benefit plans
- IAS 31 Interests in joint ventures
- IAS 36 Impairment of assets
- IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent assets
- IAS 38 Intangible assets
Tabel 3:
IFRS/IAS yang Akan Diadopsi ke dalam PSAK pada Tahun 2010
- IAS 7 Cash flow statements
- IAS 20 Accounting for government grants and disclosure of government assistance
- IAS 24 Related party disclosures
- IAS 29 Financial reporting in hyperinflationary economies
- IAS 33 Earning per share
- IAS 34 Interim financial reporting
Dan untuk hal-hal yang tidak diatur standar akuntansi internasional,
DSAK akan terus mengembangkan standar akuntansi keuangan untuk memenuhi
kebutuhan nyata di Indonesia, terutama standar akuntansi keuangan untuk
transaksi syariah, dengan semakin berkembangnya usaha berbasis syariah
di tanah air. Landasan konseptual untuk akuntansi transaksi syariah
telah disusun oleh DSAK dalam bentuk Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan Syariah. Hal ini diperlukan karena transaksi
syariah mempunyai karakteristik yang berbeda dengan transaksi usaha
umumnya sehingga ada beberapa prinsip akuntansi umum yang tidak dapat
diterapkan dan diperlukan suatu penambahan prinsip akuntansi yang dapat
dijadikan landasan konseptual. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
untuk transaksi syariah akan dimulai dari nomor 101 sampai dengan 200.
(SY)
Indonesia harus mengadopsi standar akuntansi internasional
(International Accounting Standard/IAS) untuk memudahkan perusahaan
asing yang akan menjual saham di negara ini atau sebaliknya. Namun
demikian, untuk mengadopsi standar internasional itu bukan perkara mudah
karena memerlukan pemahaman dan biaya sosialisasi yang mahal.
Membahas tentang IAS saat ini lembaga-lembaga yang aktif dalam usaha
harmonisasi standar akuntansi ini antara lain adalah IASC (International
Accounting Standard Committee), Perserikatan Bangsa-Bangsa dan OECD
(Organization for Economic Cooperation and Development). Beberapa pihak
yang diuntungkan dengan adanya harmonisasi ini adalah
perusahaan-perusahaan multinasional, kantor akuntan internasional,
organisasi perdagangan, serta IOSCO (International Organization of
Securities Commissions).
Iqbal, Melcher dan Elmallah (1997:18) mendefinisikan akuntansi
internasional sebagai akuntansi untuk transaksi antar negara,
pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan
dan harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia. Suatu perusahaan
mulai terlibat dengan akuntansi internasional adalah pada saat
mendapatkan kesempatan melakukan transaksi ekspor atau impor. Standard
akuntansi internasional (IAS) adalah standard yang dapat digunakan
perusahaan multinasional yang dapat menjembatani perbedaan-perbedaan
antar Negara, dalam perdagangan multinasional.
IASC didirikan pada tahun 1973 dan beranggotakan anggota organisasi
profesi akuntan dari sepuluh negara. Di tahun 1999, keanggotaan IASC
terdiri dari 134 organisasi profesi akuntan dari 104 negara, termasuk
Indonesia. Tujuan IASC adalah (1) merumuskan dan menerbitkan standar
akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan dan mempromosikannya
untuk bisa diterima secara luas di seluruh dunia, serta (2) bekerja
untuk pengembangan dan harmonisasi standar dan prosedur akuntansi
sehubungan dengan pelaporan keuangan.
IASC memiliki kelompok konsultatif yang disebut IASC Consultative Group
yang terdiri dari pihak-pihak yang mewakili para pengguna laporan
keuangan, pembuat laporan keuangan, lembaga-lembaga pembuat standar, dan
pengamat dari organisasi antar-pemerintah. Kelompok ini bertemu secara
teratur untuk membicarakan kebijakan, prinsip dan hal-hal yang berkaitan
dengan peranan IASC.
IFRS (Internasional Financial Accounting Standard) adalah suatu upaya
untuk memperkuat arsitektur keungan global dan mencari solusi jangka
panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan.
Tujuan IFRS adalah : memastikan bahwa laporan keungan interim perusahaan
untuk periode-periode yang dimaksukan dalam laporan keuangan tahunan,
mengandung informasi berkualitas tinggi yang :
- transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang peiode yang disajikan
- menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS
- dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
Manfaat dari adanya suatu standard global:
- Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Stadart pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi local
- investor dapat membuat keputusan yang lebih baik
- perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan mengenai merger dan akuisisi
- gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard dapat disebarkan dalam mengembangkan standard global yang berkualitas tertinggi.
Hamonisasi telah berjalan cepat dan efektif, terlihat bahwa sejumlah
besar perusahaan secara sukarela mengadopsi standard pelaporan keuangan
Internasional (IFRS). Banyak Negara yang telah mengadopsi IFRS secara
keseluruhan dan menggunakan IFRS sebagai dasar standard nasional. Hal
ini dilakukan untuk menjawab permintaan investor institusional dan
pengguna laporan keuangan lainnya.
Usaha-usaha standard internasional ini dilakukan secara sukarela, saat
standard internasional tidak berbeda dengan standard nasional, maka
tidak akan ada masalah, yang menjadi masalah, apabila standard
internasional berbeda dengan standard nasional. Bila hal ini terjadi,
maka yang didahulukan adalah standard nasional (rujukan pertama).
Banyak pro dan kontra dalam penerapan standard internasional, namun
seiring waktu, Standard internasional telah bergerak maju, dan menekan
Negara-negara yang kontra. Contoh : komisi pasar modal AS, SEC tidak
menerima IFRS sebagai dasar pelaporan keuangan yang diserahkan
perusahaan-perusahaan yang mencatatkan saham pada bursa efek AS, namun
SEC berada dalam tekanan yang makin meningkat untuk membuat pasar modal
AS lebih dapat diakses oleh para pembuat laporan non-AS. SEC telah
menyatakan dukungan atas tujuan IASB untuk mengembangkan standard
akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan yang digunakan dalam
penawaran lintas batas.
Dengan pengadopsian IFRS memang diperuntukkan sebagai contoh bahwa dalam
hidup kita memang mengalami perubahan, dan perubahan ini terjadi akibat
adanya perkembangan dari segala aspek. Namun dalam mengadopsi IFRS ,
sayangnya masih terdapat pihak-pihak yang mungkin menentangnya, contoh
alasannya adalah pemahaman yang mungkin masih dirasa kurang. Mengapa
tidak, IFRS ini dalam penjelasannya masih menggunakan bahasa Inggris
yang berarti kita harus menerjemahkannya kedalam bahasa yang sesuai
dengan Negara yang akan menganutnya. Dengan ini, permasalahannya adalah
kita memerlukan banya waktu untuk menerjemahkan. Serta anggapan bahwa
dengan pengubahan ini menimbulkan biaya yang lumayan besar. Karena
inilah pengadopsian IFRS di Indonesia belum berjalan.
Pendapat yang memahami konvergensi IFRS adalah full adoption menyatakan
Indonesia harus mengadopsi penuh seluruh ketentuan dalam IFRS, termasuk
penyimpangan dari IFRSs sebagaimana yang diatur dalam IAS 1 (2009):
Presentation of Financial Statements paragraf 19-24. IFRS menekankan
pada principle base dibandingkan rule base.
Tujuan akhir dari konvergensi IFRS adalah PSAK sama dengan IFRS tanpa
adanya modifikasi sedikitpun. Di sisi lain, tanpa perlu mendefinisikan
konvergensi IFRS itu sendiri, berdasarkan pengalaman konvergensi
beberapa IFRS yang sudah dilakukan di Indonesia tidak dilakukan secara
full adoption.
Sistem kepengurusan perusahaan di Indonesia yang memiliki dewan direksi
dan dewan komisaris (dual board system) berpengaruh terhadap penentuan
kapan peristiwa setelah tanggal neraca, sebagai contoh lain dari
perbedaan antara PSAK dengan IFRS. Indonesia melalui Dewan Standar
Akuntansi Keuangan (DSAK) – Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sedang
melakukan proses konvergensi IFRS dengan target penyelesaian tahun 2012.
IFRS menekankan pada principle base dibandingkan rule base.
Sasaran Konvergensi IFRS tahun 2012, yaitu merevisi PSAK agar sesuai
dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku di tahun 2011/2012,
Konvergensi IFRS di Indonesia dilakukan secara bertahap. Adapun manfaat
yang diperoleh dari konvergensi IFRS adalah memudahkan pemahaman atas
laporan keuangan dengan penggunaan SAK yang dikenal secara
internasional, meningkatkan arus investasi global melalui transparansi,
menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar
modal secara global, menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Negara kita mengacu pada IFRS karena kita tidak bisa menolak arus
globalisasi karena bagaimanapun juga agar negara kita dapat disetarakan
dalam kegiatan perekonomian internasional, dan dalam pembuatan laporan
keuangan yang dapat diakui secara internasional. Dapat dilihat dari
semakin banyaknya investasi asing yang masuk ke Indonesia. Di mana kita
harus siap bersaing dengan tenaga asing, khususnya akuntan luar negeri
yang akan berdatangan sehubungan akan tingginya permintaan akuntan
berstandar internasional. Secara tidak langsung negara kita pun tidak
mau ketinggalan dalam bersaing oleh karena itu kita harus segera
mengejar target konvergensi IFRS tersebut
Manfaat konvergensi IFRS adalah :
- Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional.
- Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
- Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global.
- Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
- Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management.
Perlunya konvergensi ke IFRS adalah
- Mengurangi peran dari badan otoritas dan panduan terbatas pada industri-industri spesifik.
- Pendekatan terbesar pada subtansi atas transaksi dan evaluasi dimana merefleksikan realitas ekonomi yang ada.
- Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional.
- Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
- Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.
- Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.
Pertanyaan dan Jawaban
- penggabungan atau pengintegrasian standar akuntansi yang ada di setiap negara untuk digunakan dan diarahkan ke dalam satu titik tujuan yaitu IFRS, merupakan pengertian dari..
a. Standar Pelaporan
b. Laporan Keuangan
c. Kovergensi IFRS
d. Konseptual IFRS
Jawaban : C
- Kepanjangan IFRS adalah
a. International Financial Report System
b. International Financial Report Standart
c. International Finance Report Standart
d. International Finance Report System
Jawaban: B
- Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan SAK yang dikenal secara internasional, meningkatkan arus investasi global melalui transparansi, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global, merupakan…… dari IFRS
a. Manfaat dari konvergensi IFRS
b. Keuntungan dari konvergensi IFRS
c. Misi dari konvergensi IFRS
d. Visi dari konvergensi IFRS
Jawaban: A
- Berikut ini adalah manfaat dari konvergensi IFRS, kecuali
a. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
b. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
c. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global.
d. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.
Jawaban: D
- Dibawah ini merupakan alasan perlunya konvergensi IFRS, kecuali
a. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.
b. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management.
c. Pendekatan terbesar pada subtansi atas transaksi dan evaluasi dimana merefleksikan realitas ekonomi yang ada.
d. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
Jawaban: B
SUMBER :
Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. AKUNTANSI INTERNASIONAL, EDISI 5 BUKU 1. Jakarta : Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. Revisi 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Natawidnyana. 2008. International Financial Reporting Standars: A Brief Description.
http://natawidnyana.wordpress.com/2008/10/28/international-financial-reporting-standards-ifrs-a-brief-description/. Diakses tanggal 18 April 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar